Imperialisme, sering kali diartikan
sebagai sistem politik yang bertujuan menjajah negara lain untuk
mendapatkan kekuasaan dan keuntungan yang lebih besar. Bagi Lenin,
seorang tokoh Marxis, Imperialis secara singkat didefenisikan sebagai
tahapan monopoli dari kapitalisme. Dari segi tujuan, Imperialisme
merupakan penjajahan dengan cara membentuk pemerintahan jajahan kemudian
dengan menanamkan pengaruh pada semua bidang kehidupan di daerah
jajahan. Dengannya ketika kita melihat keadaan umat islam kini, maka
tampak begitu jelas bahwa Imperialisme sedang berlangsung menimpa
seluruh umat Islam di berbegai penjuru. Terlebih lagi apabila kita
melihat realitas kancah global ini dari perspektif peperangan antara
thogut (Pemimpin hukum kuffar) dan tauhid (Islam).
Berikut adalah apa yang tertulis dari sebuah kitab karya Syaikh Muhammad Al-Ghozali yang berjudul Miiatu Sualin ‘anil Islam. Syaikh
Muhammad Al-Ghozali mebeberkan beberapa strategi kaum Imperialis yang
menghancurkan Islam dari berbagai sisi bahkan hingga kini penghancuran
masih terus berlangsung. Semoga apa yang kami sampaikan in bermanfaat
bagi kita untuk melihat realitas perang salib modern yang terjadi.
~~~~~~~~~~~****~~~~~~~~~~
Berikut strategi menghancurkan Islam, umat, dan negaranya:
1. Setelah kaum Imperialis berhasil
melemahkan kekuasaan kekhalifahan dan mampu mempersempit wilayah
kekuasaannya, mereka mengadakan pukulan yang mematikan terhadap
kekuasaan tersebut seusai Perang Dunia Pertama. Panji kekhilafahan
digulung. Padahal, bagi kaum muslimin, kekhilafahan adalah lambang
kepemimpinan, baik spiritual maupun peradaban, melambangkan kewibawaan
dan loyalitas kaum muslimin terhadap agamanya, serta keteguhan
memelihara kesatuan dan persaudaraan umum. Ketika kekuatan imperialisme
menghapus kepemimpinan tradisional kaum muslimin, maka pada saat yang
sama mereka menegakkan kepemimpinan tradisional agama-agama lain.
2. Kaum Imperialis telah mendirikan
negara-negara baru dengan corak seperti yang mereka inginkan dan itu pun
tanpa kekuasaan yang nyata. Agama yang pertama masuk di Afrika adalah
agama Islam. Namun, di benua yang tak henti-hentinya didera derita -baik
karena kondisi geografisnya maupun karena pergolaan politik- didirikan
lebih dari 50 negara dengan cara menggabungkan mayoritas umat Islam
dengan minoritas yang telah diciptakan oleh pihak misionaris. Kekuatan
imperialis kemudian merekayasa dan menyerahkan kepemimpinan dan
kekuasaan kepada kaum minoritas yang mendapatkan dukungan dan
perlindungan penuh. Sementara itu, masyarakat muslim dibiarkan saja
terus-menerus dilanda kebodohan, kemelaratan dan penyakit.
3. Kaum Imperialis tidak henti-hentinya
membangkitan kembali nasionalisme sekular dan mengisyaratkan kepada
pemimpin-pemimpinnya agar tidak menjadikan Islam sebagai agama negara
dan menyingkirkannnya dari konstitusi negara.
4. Di negara-negara di mana kaum
Imperialis mengalami kesulitan untuk membangkitkan semangat nasionalisme
itu, mereka beralih cara dengan mematikan jiwa dan semangat Islam
secara keseluruhan di bidang pengajaran dan perundang-undangan. Mereka
menyebarkan informasi yang bias, pornografi dan melancarkan berbagai
masalah dan peristiwa akan sekedar menyibukkan umat Islam dalam mengisi
waktu luangnya, serta agar energi umat terbuang percuma. Dan untuk
menyebarkan kebingungan di tengah-tengah masyarakat.
5. Kaum Imperialis membuka jalan
selebar-lebarnya bagi semua gerakan keagamaan yang menyimpang dari agama
Islam. Mereka membiarkan gerakan itu berkiprah untuk menghimpun
generasi yang bodoh dengan memberikan pemikiran-pemikiran yang dangkal
dan argumentasi yang usang. Orang-orang beragama bodoh itu tanpa mereka
sadari menjadi pmbantu utama bagi kaum Imperialis internasional dan
merupakan jalan pintas untuk menghancurkan Islam dan umatnya.
6. Kaum Imperialis berusaha menghapus
bidang pengajaran yang berdasarkan ajaran Islam dan mengangkat
pemimpin-pemimpin yang picik dan sama sekali tidak menguntungkan Islam
dalam lembaga-lembaga pendidikan Islam tradisional. Mereka juga berusaha
menggusur peranan bahasa Arab di setiap bidang.
7. Kaum Imperialis berusaha
mempertahankan keterbelakanagan umat Islam di bidang industri dan
kebudayaan. Kaum muslimin dijadikan masyarakat konsumen, bukan produsen.
Sehingga, bila sewaktu-waktu terjadi kebangkitan Islam, tidak akan ada
suatu negara yang tertarik untuk membantu umat Islam atau menjanjikan
kemajuan dan keberhasilan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar